Jika tidak bisa diputar: gunakan CHROME, bersihkan cache, lakukan reload browser. Report Link.
List Server
720p
720p
720p
SUB

Below Her Mouth (2016)

| 92 Min. | | ,
3.89
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (37 votes, average: 3.89 out of 5)
Loading...

Nonton Below Her Mouth (2016) Streaming Movie Sub Indo

nonton below her mouth – Film-film yang mengangkat isu tentang lesbian, terutama yang mengandung adegan erotis, alih-alih bentuk kebebasan perempuan merayakan seksualitas, film-film tersebut kerap dianggap sebagai bentuk lain dari objektifikasi perempuan. Anggapan demikian muncul karena para pembuat film-film lesbian adalah laki-laki.Seperti yang tercatat dalam sebuah ulasan pada laman nbsnews.com (2017), dalam 10 tahun terakhir saja tercatat film-film lesbian populer seperti Blue Is The Warmest Color (2013), The Handmaiden (2016), dsb disutradarai dan diproduksi oleh laki-laki. Film-film tersebut dianggap mengeksploitasi perempuang dengan menggunakan sudut pandang kamera tatapan laki-laki atau male gaze, yang dianggap kerap mengeksploitasi tubuh perempuan.

Pada September 2016 dirilis sebuah film lesbian yang berjudul Below Her Mouth di Kanada. Film tersebut menceritakan tentang pergulatan Jasmine (Natalie Krill) akan orientasi seksualnya. Jasmine adalah seorang penata busana sukses yang telah memiliki tunangan seorang laki-laki yang telah bersamanya selama 6 tahun.Kehidupannya berubah ketika ia bertemu Dallas (Erika Linder), seorang lesbian pekerja perusahaan konstruksi atap (roofer), yang sedang bekerja di lingkungan rumah Jasmine. Terpikat dengan Dallas setelah bertemu di sebuah bar dan mereka pun melakukan hubungan seksual. Sejak saat itu Jasmine pun bergulat dengan dirinya untuk memahami apa orientasi seksual dan harus seperti apa menyikapi hubungan dengan tunangannya.

Film karya sutradara April Mullen tersebut diklaim sebagai satu-satunya film lesbian dengan seluruh anggota tim produksi adalah perempuan. Dalam sebuah wawancara yang dimuat dalam thefts.ca (2017), Mullen mengungkapkan bahwa dengan melibatkan perempuan secara penuh dalam produksi maka sudut pandang perempuan akan autentik dan bebas dari objetifikasi perempuan.Menantang klaim tersebut, unsur-unsur feminitas yang dikatakan bebas dari objektifikasi dalam film tersebut perlu dipertanyakan kembali. Pasalnya perkara objektifikasi perempuan bukan hanya soal apakah dibuat atau diproduksi oleh perempuan dan laki-laki. Sebab akibat budaya patriakal, objktifikasi perempuan telah menghegemoni dan turut membentuk pola pikir para perempuan itu sendiri.

Jika dibandingkan dengan beberapa film tentang lesbian, adegan hubungan seksual dalam film Below Her Mouth memang sudah merepresentasikan kaum lesbian. Karena tidak sekedar hubungan seks, penonton juga disuguhkan hubungan emosi timbal balik yang kuat dari dua pemeran utama yang dipasangkan dalam film tersebut.Hal tersebut disebabkan salah satu pemeran utama dalam film tersebut, Linder, memang merupakan seorang lesbian dalam kesehariannya. Sehingga meskipun lawan mainnya Krill, seorang heteroseksual, Linder mampu membimbing Krill untuk melakukan adegan tersebut dengan baik.

Meskipun demikian klaim keberhasilan terkait autentisitas sudut pandang yang tidak mengobjektifikasikan perempuan, belum bisa dikatakan sah jika belum dikaji secara kritis terkait narasi dan simbol-simbol pada film Below Her Mouth. Dapat dikatakan narasi film tersebut tetap terjebak dalam konstruksi budaya patriakal dan hal tersebut terlihat pada beberapa hal.Pertama, dari pola hubungan dua pemeran utama yang hierarkis. Meskipun Jasmine dan Dallas merupakan pasangan lesbian, namun tetap ada pembagian dikotomi maskulin dan feminine. Dallas kerap menggunakan pakaian laki-laki seperti jas, kemeja, celana panjang, dll. Sebaliknya Jasmin, kerap memakai gaun pendek, dengan potongan kerah yang pendek.

Download  Below Her Mouth (2016) Streaming Movie Sub Indo

nonton below her mouth – Kedua, pola maskulin-feminin juga tampak dalam perilaku tokoh dalam keseharian, seperti Dallas yang mengejar Jasmin, menyetir mobil, membukakan pintu, dan berbagai perilaku khas laki-laki.Ketiga, pola dikotomis maskulin-feminin juga dapat dilihat dari pekerjaan yang diperankan masing-masing pemeran utama. Dallas yang mewakili sisi maskulin bekerja dibidang yang kerap dikuasai laki-laki, yaitu roofer. Sebaliknya Jasmine, ia bekerja di industri busana, tepatnya menjadi penata busana.

Yang terakhir, perbedaan juga turut terlihat pada adegan hubungan seksual. Dallas sebagai yang maskulin selalu dengan berada di atas, dan menggunakan gaya seperti pasangan heteroseksual pada umumnya. Kesan tersebut semakin dipertegas dengan penggunaan oleh Dallas dalam setiap kali berhubungan dan tidak pernah sebaliknya.Paparan penanda maskulin dan feminin tersebut membutikan bahwa film ini hanya memindahkan pola hubungan heteroseksual ke dalam tubuh lesbian. Sehingga bisa dikatakan narasi cerita dalam film ini tidak autentik sudut pandang perempuan.

Perkara objektifikasi perempuan, hal tersebut masih diperdebatkan karena belum ada batas yang jelas terkait erotik dan pornografi. Namun, jika merujuk pada pernyataan Krill dalam suatu wawancara, “It’s about being authentic to who you are, whether you’re with a man or a woman. It can apply to any part of your life” (thefts.ca, 2017), berarti film ini memasukan laki-laki sebagai target penonton. Hal tersebut setidaknya menunjukkan dua hal.

Pertama, ada kemungkinan pembuat film mempertimbangkan penggunaan male gaze dalam pembuatan film. Laura Mulvey (1975) mengungkapkan untuk mengetahui perkara male atau female gaze penting untuk memperhatikan detil kecil, seperti simbol-simbol yang dihadirkan.Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, film ini sarat akan hubungan dikotomis khas heteroseksual yang tersaji secara simbolik dari penggunaan pakaian, mobil, dsb. Lebih lanjut sudut pengambilan gambar ketika perempuan telanjang dan laki-laki tetap khas film yang menggunakan male gaze.

Hal kedua, dengan mempertimbangkan cerita yang netral untuk segala gender, maka film ini masih saja terjebak dalam dunia kapitalisme industri perfilman. Sehingga pada akhirnya isu lesbian tak ubahnya bentuk dari komodifikasi.Karena Seperti yang dikutip dari Jackie Stacey oleh John Storey (2007) bahwa film-film yang berorientasi pada target penonton merupaka film-film yang cenderung memandang penonton sebagai konsumen, sehingga proses pembuatan film tak ubahnya proses produksi barang yang kehilangan idealisme didalamnya.Terlepas dari segala keraguan akan tawaran sudut pandang dalam film ini, perlu diakui bahwa perkara membebaskan suatu film untuk benar-benar idealis sehingga terbebas dari objektifikasi perempuan adalah hal yang sulit.Kehadiran Below Her Mouth dapat menjadi langkah awal yang baik. Dengan catatan, bahwa lebih dari sekedar subjek-subjek yang terlibat, pemikiran para tim produksi juga turut harus didekonstruksi untuk dapat melihat lebih jauh tentang female gaze, karena pada dasarnya masih banyak perempuan yang terjebak dengan hegemoni budaya patriarki.

 

Labels and Related Movies

Nonton Movie  Below Her Mouth (2016)

Website streaming film terlengkap dan terbaru dengan kualitas terbaik. Hanya di KITA NONTON – Streaming Dan Download Film Sub Indo Terbaru kalian bisa nonton berbagai macam film berkualitas dengan mudah dan gratis tanpa harus registrasi, kami menyediakan berbagai macam film baru maupun klasik bagi para pencinta film box office subtitle indonesia secara lengkap dengan kualitas terbaik. Sekarang KITA NONTON – Streaming Dan Download Film Sub Indo Terbaru menyediakan layanan gratis youtube downloader untuk Download Film Terbaru (Android, iOS, PC) tanpa perlu install aplikasi / software. Mudah dan Cepat.

Tips Nonton Kita Nonton

Untuk kalian yang sering menonton online di situs-situs streaming seperti BIOSKOPKEREN, Layarkaca21, LK21, Ganool, ada sebagian tips sebelum menonton seperti:

  • Menyiapkan cemilan untuk menemani sepanjang film,
  • Ajak teman / pasangan (jika ada, hehe) biar ada yang bisa diajak ngobrol membahas film yang ditonton,
  • Baiknya menonton film - film sebelumnya jika kamu menonton film lanjutan, contoh: menonton Avengers: Infinity War (2018) sebelum menonton Avengers: Endgame (2019) biar nyambung nanti nontonnya. :D
  • JANGAN PERNAH SPOILER kepada teman-teman jika sudah menonton film apalagi film terkenal yang ditunggu-tunggu semua orang. ingat!

Tentang http://124.150.139.91/

http://124.150.139.91/ merupakan situs penyedia jasa streaming atau nonton online gratis untuk rakyat INDONESIA tercinta, dikhususkan untuk mereka yang susah akses ke bioskop2 terdekat atau yang sedang di luar negri yang tidak nyaman jika menonton di bioskop sana. http://124.150.139.91/ sama sekali tidak memiliki konten film-film yang disediakan melainkan IDTube mencari/mengambil dari sumber di internet/forum/situs yang meng-upload semua film tersebut lalu dipasang di situs ini. Beberapa kategori film yang dimiliki http://124.150.139.91/ seperti film Action, Horror, Sci-Fi mulai dari Spider-Man: No Way Home (2021), The Conjuring: The Devil Made Me Do It (2021), Captain Marvel (2019) atau film-film box office seperti Aquaman (2018), Jurassic World: Fallen Kingdom (2018) lengkap semua ada di sini bahkan film tahun lawas seperti Planet Of The Apes (1968) ataupun Jaws (1975) ada, .. Amazing!

Bagi kalian yang senang menonton di situs ini, silahkan bagikan keseruan kalian menonton film di situs terlengkap KITANONTON.NET kepada teman-teman, saudara, pacar, sahabat, guru, orang tua, dan lain-lain. Selamat menonton! :D

rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin https://rebahina rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin rebahin